Buscar

PETIR


Petir ter-Dahsyat yang pernah kudengar
Hari libur, biasanya selalu aku gunakan untuk sedikit menambah waktu tidur, hehe :’) Tapi kali ini, aku ada janji dengan temen. Tanpa pikir panjang, segera ku kerahkan semua tenagaku untuk melawan rasa malasku bangun dari tempat tidurku. Hoammm . . .
(*Aku sudah cantik nih :’)
Drett .. drett ..
Hpku bergetar, sms dari teman. Temanku membatalkan janjinya :’(. Kuterima permintaan maaf-nya walau sedit ada rasa kecewa.
(*Aku punya ide nih :’)
“Mama .. ani gak jadi pergi sama temen, kita ke makam maz aja yuk?!”
“Ayoo .. mama siap-siap dulu kaa, nanti kita bersepeda santai aja yaa?”
“Sip sip sip pake sepeda, yeee :’)”
Perjalananku ke makam maz dengan bersepeda sungguh menyenangkan. Background rumahku memang di daerah kampung, tepatnya kampung Tambun Baru (hehe, nggak tau kan?!). Jadi bisa dibayangkan, bagaimana daerah disana. Kanan kiri sepanjang jalan yang kami lewati adalah pematang sawah. Indah nian bukan?hehe ..
Semilir angin berjalan seiring bersamaan dengan goesan kakiku saat mengayuh sepeda. Awan teduh yang menjadi payung perjalanan kami, pagi ini begitu begitu bersahabat. Pemandangan yang tak kan bosan dipandang. Tidak salah kalau aku selalu merindunya dari pertama kali aku berjumpa. Karena disinilah tempat peristirahatan alm.maz-ku tersayang.
Sawah Im in Love ..
Nikmat indah dari Allah di pagi ini, amboi nian rasanya :’) Alhamdulillah Yaa Robb.
09.45am
45 menit perjalanan alhamdulillah sampai di rumah warga daerah sawah tempat makam maz. Kami biasa menitipkan motor/ sepeda kami di Ibu yang punya rumah. Makam maz lumayan jauh dari tepi sawah, tepat di tengah sawah. Perjalananku ke makam maz memang seperti berpetualang, bisa sampai 45menit sampai di makam. Kalau tanah kering perjalanan lebih mudah ketimbang tanah basah akibat hujan. Pernah waktu itu, kami ke makam maz dengan menerobos banjir setinggi paha orang dewasa, wawww ...
10 detik setelah kupakirkan sepedaku, hujan turun. Tidak begitu deras, hanya gerimis, tapi mampu membuat kami basah kuyup kalau sampai bersih kukuh ke makam maz. 10menit kemudian. Terjadi percakapaan antara aku dan mama.
“Mamm .. ayo kita hujan-hujanan aja ke makam maz ..”
“Jangan kaa, awan lagi gelap, bahaya ..”
Kami memutuskan untuk meneduh di rumah Ibu. Posisiku saat itu, duduk di bangku semen sambil sms-an dan sesekali buka Facebook sekedar melihat notif. Kira-kira 10menit berlalu, tiba-tiba ..
Glegaaarrrrrrr . . . .
(*suasana jadi berubah mengerikan)
Bunyi petir menembus telingaku dan mengagetkan jantungku hingga berdetak lebih kencang. Petir kali ini, petir dengan suara terbesar yang pernah kudengar. Lebih tepatnya, petir terdahsyat.
Selang beberapa detik ..
Warga sekitar berteriak memberi kabar kalau ada kejadian di tengah sawah. Aku dan mama pun ikut berkumpul di tengah gerimisnya hujan, untuk mengetahui apa yang terjadi di tengah sawah. Kami hanya melihat dari kejauhan, ada beberapa orang yang sedang di sawah, semuanya bergerak membopong seseorang. Kabar yang kuterima dari warga sekitar, orang yang sedang dibopong itu kesamber petir. Mereka semua panik dengan menduga-duga siapa orang yang dibopong tersebut.
10.05am
Disaat suasana ramai, warga ibu-ibu sekitiar hanya bisa melihat dari kejauhan, termasuk aku dan mama. Mama yang punya pengetahuan tentang pertolongan untuk orang yang kesamber petir, langsung bersuara.
“itu buru-buru diuruk pake tanah atau jerami yang ada di sawah. Bapak, cepet kesana, urukin pake tanah!” Mama meminta pada bapak yang sedang ada bersama kami.
10.35am
Waktu yang cukup lama untuk mengetahui apa yang terjadi disana. Alhamdulillah beberapa orang yang telah menolong kejadian tersebut, kembali ke tepi sawah berjalan menuju ke arah kami yang sedang menunggu kabar apa yang sebenernya telah terjadi. Innalillahi wainnailaihi rajiun, ternyata orang yang kesamber petir itu 2 orang laki-lakikakak beradik. Berita yang paling mengejutkanku, sang kakak meninggal dunia. Tapi, alhamdulillah adiknya berhasil diselamatkan dengan pertolongan mengikuti saran dari mama.
(*Just Information: untuk kejadian orang yang disamber petir, sebaiknya dilakukan pertolongan pertama, menguruknya dengan tanah atau jerami sawah)
10.50am
Aku dan mama memutuskan tidak ke makam maz. Kami dan warga sekitar pergi ke rumah kakak beradik yang kesamber petir. Subhanallah, disana berkerumun banyak orang. Berita kejadian ini telah menyebar hingga ke kampung-kampung tetangga. Aku ikut membacakan surat Yaasin untuk sang kakak. Tak kuasa butir kecil di pelupuk mataku jatuh perlahan, aku tak kuat melihatnya. Laki-laki ini masih muda, umurnya tidak jauh beda dengan maz-ku. Kematian sungguh nyata. Kita tidak bisa tahu, kapan ajal menjemput, rahasia Allah. Aku hanya tinggal menunggu, di umur berapa kematianku.
Ohh .. Ya Allah, izinkan hambaMU ini menabung bekal untuk mencapai surgaMU. Lindungi setiap langkah yang hamba pilih. Tuntun hamba ke jalanMU. Mohon padaMU Ya Allah, cabut nyawa hamba dalam keadaan khisnul khotimah, amin_n.
Kondisi sang adik, hanya bisa berbaring. Aku yakin, ia sedang berusaha melawan rasa sakit, mencoba bangkit untuk hidup kembali, karna aku melihat ada bitan kecil air di sudut mata kirinya. Ia menangis. Aku pun ikut menangis lagi. Entah berapa kali aku mengusap mata. Kejadian ini belum pernah kualami sebelumnya. Ya Allah, inikah teguranMU untuk hamba??
Ya Allah, hamba mohon maaf atas semua khilaf yang sering hamba lakukan. Entah berapa kali hamba berbuat dosa, dosa yang begitu banyak, hamba takut padaMU. Lindungi hamba Ya Allah ..
“Allahummagh-firlii khothii-atii, wa jahlii, wa isrofii fii amrii, wa maa anta a’lamu bihi minni. Allahummagh-firlii jiddi wa hazlii, wa khotho-i wa ‘amdii, wa kullu dzalika ‘indii
(Ya Allah, ampunilah kesalahanku, kejahilanku, sikapku yang melampaui batas dalam urusanku dan segala hal yang Engkau lebih mengetahui hal itu dari diriku. Ya Allah, ampunilah aku, kesalahan yang kuperbuat tatkala serius maupun saat bercanda dan ampunilah pula kesalahanku saat aku tidak sengaja maupun sengaja, ampunilah segala kesalahan yang kulakukan)
Kejadian ini sangat berharga bagi hamba,
terimakasih untuk nikmatMU pagi ini . . .
:’( hamba yang selalu berbuat khilaf)’:

0 komentar:

Posting Komentar

 

Alhamdulillah atas nikmat-MU

silahkan dibaca, di klik aja :)