Buscar

21 februari 2010


Dini hari 01.30 am, aku terbangun karena suara mama yang tidur disebelahku. Mama mengajakku untuk sholat tahajud bersama. Mama bilang kalau mas datang ke dalam mimpi mama. Mungkin mas datang karna mas lagi kangen sama mama, dan memang sudah lama kami sekeluarga belum ziarah. Dalam do’a aku selalu memohon “Yaa Robb, hamba rindu pada mas, hamba mohon yaa Robb, berikanlah tempat yang nyaman di sisiMU, amin”. Mas, adikmu ini teramat merindukanmu.

Jam 10.30 am, aku mama papa dan ichan pergi ziarah ke tempat pembaringan terindah alm. masqU tersayang. Lama sekali kami belum menjenguk mas, kangen banget. Aku berangkat dibonceng dengan adikku, mama dibonceng dengan papa. Makam mas lumayan jauh dari rumah, mas dikubur tepat di tengah sawah, disana hanya ada sembilan kuburan termasuk mas. Tanah pemakaman tersebut adalah tanah wakaf dari seorang haji penghafal Al-Qur’an. Dalam hati aku bertanya, kenapa mas bisa sampai dikubur di tempat yang jauh seperti ini. Dan aku kini mengerti, mama bilang kalau sebenernya tanahlah yang meminta mas, jadii ini semua emang udah takdir dari Allah SWT. Kita tidak akan pernah tau setelah kita tak bernyawa, dikemanakan jasad kita?? hanya takdir Allah yang menentukan. Mas adalah seorang Rimbawan dengan jiwa petualang, jadi tempat inilah yang mas inginkan. Mas dikubur di tempat yang sangat unik menurutku. Tempat inilah yang membuatku selalu nyaman memandangnya. Sawaaaahhhhh I’m in Loveeee  . .

Sesampai di tepi sawah, kami sempet ragu untuk ke makam mas karna sawah tersebut banjir dengan ketinggian selutut orang dewasa. Tapi, mama tetap dengan keyakinan untuk kesana. Akhirnya kami menitipkan motor dengan warga yang tinggal di daerah tersebut, dan untuk menuju makam mas yang berada di tengah sawah, kami dipandu dengan bapak yang biasa menjaga makam mas. Beliau bilang kalau kita bisa kesana yahh satusatunya dengan menerobos banjir tersebut.

Kami menerobos banjir tersebut yang membuatku sulit untuk melangkah, lumpur yang teramat licin untuk dipijak. Ini pengalaman yang baru pertama kali aku lakukan dalam hidupku. Kalau hanya berdasarkan penglihatan, sepertinya tidak akan mungkin kami menerobos banjir tersebut, makam mas ada di tengah sawah, bukan hal yang mudah untuk sampai kesana. Satu point yang dapat kupetik, jangan bilang kita tidak bisa sebelum kita mencoba.

Aku tidak akan pernah merasakan hal seperti ini kalu saja makam mas tidak disini. Saat itu aku tidak merasakan sedikitpun kesedihan, aku bahkan senang, ternyata inilah cara mas untuk memberi tahu kami bagaimana serunya menerobos banjir di sawah. Sepertinya saat itu mas ada disampingku dan membisikkanku dengan mimik muka yang kurindukan “Anii, ini baru petualang yang sesungguhnya, seru kan nii?? ”. Aku berjalan perlahan tapi pasti walau sesekali terjatuh karna tanah sawah yang sangat licin tersebut. Akhirnya kami sampai juga di tengah sawah dimana makam masqU berada. Aku mengikuti do’a yang papa lafadzkan, kemudian aku lanjutkan dengan membaca surat Yassin untuk masqU tersayang. Selesai berdo’a, kami pamit untuk pulang, saat itu mata ini sedikit mendung. Aku mencium tanah masqU sambil berucap “mas, ani kangen mas, ani pamit dulu, assalamu’alaikum “.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Alhamdulillah atas nikmat-MU

silahkan dibaca, di klik aja :)